KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA GELOMBANG 28 (PERTEMUAN KE-2)
RESUME KE-2 KBMN PGRI GELOMBANG KE-28
Hari/tanggal :
Rabu, 11 januari 2022
Tema :
Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Narasumber :
Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.
Moderator :
Widya Setianingsih, S.Ag.
Hari kedua kelas menulis dengan tema “Menjadikan Menulis Sebagai Passion”
dengan Narasumber Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. dan Ibu Widya Setianingsih,
S.Ag. selaku Moderator. Acara dibuka dengan menyapa peserta secara virtual
melalui chat WhatsAp.
”Baiklah Selama 2 jam ke depan kita akan sharing bersama dengan
narasumber luar biasa.
Pernahkan sahabat sekalian melakukan sesuatu hal dengan rasa
senang?
Melakukan sesuatu hal dengan rasa cinta?
Yaa itulah Passion.
Passion atau renjana merupakan kecenderungan yang kuat terhadap
suatu aktivitas yang digemari oleh seseorang.
Hari ini kita akan menumbuhkan passion kita dalam menulis.
Itulah pengantar dari Ibu Widya selaku moderator.
Tidak lupa mengajak peserta untuk berdoa menyatukan hati dan rasa
untuk semangat berkarya dengan menundukkan jiwa-jiwa yang pongah agar diberi
kelancaran dan kemudahan.
Kemudian Ibu Widya Setianingsih, S.Pd. selalu
moderator memberikan susunan acara pertemuan kelas menulis ini dibagi
dalam 4 sesi :
1. Pembukaan
2. Paparan materi melalui chat WA grup
3. Tanya jawab
4. Penutup
Passion atau renjana
adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion
dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi. Sehingga
tidak pernah padam. Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah
menjadikan sebagai renjana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah
menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang
kurang.
MAMPUKAH KITA MENJADIKAN
MENULIS ITU SATU KEBUTUHAN,atau
FOOD SUPLEMEN Yang akan membawa
kita menjadi orang yang mulia.
Itulah pengantar dari ibu
narasumber sebelum melanjutkan pada materi kelas menulis yang sangat luar biasa
ini.
Selanjutnya Ibu Widya
Setianingsih menyampaikan Pertanyaan selanjutnya yang menggelitik yaitu Mengapa
kita menulis?
Ibu Sri Sugiastuti
menjawab Karena Bapak Ibu hebat dan saya sudah membaca link kompasiana yg
muncul sehari tiga kali milik Founder KBMN.
Mengapa menulis
versi Founder KBMN antara lain bisa traveling ke luar negeri,
karena memang lomba bisa didapat duit dari gopay, bisa ketemu mas Menteri,
bisa ketemu Pak Presiden, bisa mengedukasi pembaca untuk berliterasi dan
yang tak kalah berharganya bisa keliling Indonesia karena menulis. Sedangkan
dari para alumni di kelas sebelumnya yang sudah merasakan suksesnya seperti Bu
Aam dan Mr. Dail sangat bahagia karena belum genap 1 tahun sudah punya 60 buku
Antologi. Ini semua hasil dari Menulis saat mind set nya sudah diubah menjadi
" Writing is My Passion”.
Ibu Sri Sugiastuti pun
menjelaskan bahwa beliau yang belajar menulisnya saat senja tentu saja ini menulis
bagian dari healing. Sudah usia 50 tahun bagaimana supaya bisa punya kacamata 5
dimensi saat membaca menulis dan berbicara. Bagaimana agar tulisan saya
memiliki takdir yang baik, dan bisa sebagai pemberat amal saya di dunia.
Sebagai manusia tentu tak pernah lepas dari masalah. Dari mulai masalah
upil yang sipil, sampai masalah yang besar dan menggurita.Nah disini kita
perlu healing.Menulis bisa jadi satu solusi. Yang paling sederhana kita
langsung mohon dan menuliskan masalah yang ada. Kita konsultasi pada Allah lewat
tulisan. Setelah itu dibaca. Mau dimusnahkan atau mau diabadikan terserah saja.
Dada menjadi lapang. Pikiran tenang dan masalah pun hilang.
Ibu Widya Setianingsih
mengajak para peserta untuk mencoba menulis seperti ibu Sri Sugiastuti dan
sekaligus membuka sesi pertanyaan.
Dari beberapa hal yang
bisa disimpulkan dari sesi kelas menulis hari kedua ini antara lain:
Mengapa Menulis Menjadi
Passion yang menjanjikan?
Menurut Ibu Narasumber
menyampaikan karena kemampuan menulis dipandang sebagai indikator
intelektualitas dan kematangan berpikir. Hingga hari ini, profesi penulis
adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial.
Kendala dan Hambatan
dalam Menulis
Beliau juga memberikan
beberapa kendala dan hambatan dalam menulis diantaranya: alasan para penulis
pemula: merasa tidak bakat menulis, tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide,
tidak mau dikritik, tidak suka menulis. Padahal banyak sekali alasan untuk menulis,
di antaranya: mengapa kita menulis, bagaimana cara kita menulis, kapan kita
mulai menulis, dll.
Salah satu motivasi
menulis diambil dari Hadis Nabi “khoirunnas anfa’uhum linnas” yang artinya,
sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lain.
Langkah-Langkah Menjadi
Penulis Yang Baik
Bu Narasumber
menyampaikan beberapa langkah untuk
menjadi penulis yang baik diantaranya:
1.
Untuk menjadi seorang penulis yang baik, kita perlu
membaca banyak buku baik yang bersifat general maupun spesifik (misalnya sesuai
dengan background akademik atau interest pribadi kita
2.
Hal ini penting, karena ide dan gagasan seringkali
muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan
orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita
memiliki mentor menulis yang tepat.
3.
Baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan
baca di media.
4.
Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang
lain yang dapat kita serap?
Hal-hal apa saja yang
perlu kita persiapkan untuk menulis?
Beliau juga memberikan
tips apa saja yang perlu dipersiapkan ketika kita ingin memulai menulis:
1.
Menggali dan menemukan gagasan dana tau ide
Pada
tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide. Kegiatan ini
bisa dilakukan melalui pengamatan, baik terhadap kejadian atau peristiwa yang
terjadi, imajinasi, dan kajian pustaka. Untuk mempermudah proses penemuan ide,
cara efektif yang dapat digunakan adalah melalui brainstorming (curah
pendapat).
2.
Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca.
Setelah
menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang
diikuti serta target segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan
pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, kita harus
memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan akan marketable (barang yang cocok
dijual di pasaran).
3.
Menentukan topik
Penentuan
topik dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang
dipilih, dan siapa sasaran pembacanya.
4.
Membuat outline
Outline
merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran
materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja.
Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan
struktur, kepaduan, dan penekanan.
5.
Mengumpulkan bahan materi / buku
Penulis
wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif
dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat
dikembangkan. Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan
sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.
Menulis Itu Harus Sabar.
Penulis pemula sebaiknya
lebih fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis. Tulislah semampu
kita terlebih dahulu. Jangan berfikir harus sempurna, dan jangan terlalu
idealis. Langkah selanjutnya, setelah kita menyelesaikan naskah kasar dari buku
yang kita tulis (rough draft), tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya
buku kita adalah:
1.
Editing, dengan cara membaca ulang dan menyempurnakan
draf.
2. Revising, dengan mengubah beberapa bagian naskah,
melengkapi naskah, dan mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan
tulis.
3. Publishing, dengan cara pengiriman naskah, pracetak
(perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading), pencetakan, promosi dan
distribusi.
Kuncinya, jangan takut
mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras dan semangat. Ingat, tidak semua mimpi
sekedar bunga, dengan rasa percaya kita akan mewujudkannya menjadi nyata.
Sobat nusantara yang luar
biasa.
Malam semakin memeluk
rasa kantuk, mengajak netra terpejam menunduk.
"Ada yang menjalin
hubungan jarak jauh, ada pula yang sebenarnya tak berjarak namun tetap terasa
jauh"
"Tapi kita disini
dekat walaupun berjarak, rindu walaupun tersekat". Terjalin erat dalam
deretan abjad.
Dan kita menguraikannya
dalam pusaran aksara penuh makna.
Dalam karya kita akan
bersua. Menjadi jembatan penghubung ungkapan rasa cinta.
Sebagai penutup Ibu Widya menyampaikan bahwa sebagai
manusia hanya bisa mengajak kebaikan dan agar bisa bersama-sama naik kelas
dengan menulis. Karena menulis adalah keterampilan tertinggi saat mengolah
rasa, mengolah kata, dan merangkainya jadi pesan yang bermakna bagi si pembaca.
Dan yang terpenting lagi darinapa yang kita tulis Allah rida. Sehingga ada
nilai ibadahnya dan insyaallah dengan
menulis kita bisa mulia di mata Allah. Aamiin YRA.
Banjarnegara, 11 Januari 2023
Siaap..resumenya lengkap banget ayoo semangaat
BalasHapusSemangat Bu ...
BalasHapussilakan komentar di tulisan saya :
https://ragungps.blogspot.com/2023/01/rutinitas-jumat-pagi.html