Mengelola Majalah Sekolah
“Keberadaan
majalah sekolah tentu sangatlah penting sebagai media penampung karya siswa
sekaligus sebagai media komunikasi.
Majalah
sekolah bersifat informatif, edukatif, dan tentu juga kreatif”
Materi kelas virtual hari ke-11 ini dengan tema “Mengelola Majalah
Sekolah” yang disampaikan oleh narasumber hebat Ibu Widya Setyaningsih. Beliau
adalah seorang guru di MI Khadijah
Malang alumni BM 21 yang kariernya melesat bak pesawat jet dari peserta menjadi moderator sekaligus
narasumber, kurator, dan sekarang merangkap menjadi editor juga penulis
buku puisi, pimpinan redaksi
majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA DI MI Khadijah kota Malang. Beliau ditemani
oleh Ibu Mutmainah, M.Pd. sebagai moderator.
Sebagai pencinta
literasi, beliau menyampaikan bahwa bergabungnya di komunitas penulis mampu
melejitkan potensinya sebagai penulis yang produktif. Kuncinya adalah MAU.
Bahwa bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton
pemikiran.
Setiap sekolah tentu kita
dikenal oleh khalayak luas. Baik sekolah negeri, lebih-lebih sekolah swasta.
Selain itu sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan
orangtua, masyarakat sebagai STAKE HOLDER sangat diperlukan. Semua itu dapat
terjawab dengan hadirnya Majalah Sekolah.
Pengalaman
ibu narasumber ketika merintis majalah sekolah juga tidak serta merta langsung
bagus. Awal mula, hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah
sekolah. Satu temannya sebagai pimred
merangkap layouter. Ibu widya sebagai pemburu berita merangkap bendahara.
Majalahnya
hanya berukuran setengah kertas folio. Untuk mencetaknya hanya mampu fotokopi.
Layout dengan cara gunting dan tempel.
Jadi menurutnya,
kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Satu hal yang penting diinginkan
hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik. Namun kendala
yang terbesar pada dana yang dialokasikan tidak selamanya ada.
Menurut narasumber, beberapa tantangan dalam membuat majalah sekolah adalah SDM, dukungan sekolah, dukungan dana, stakeholder
- Bagaimana langkah-langkah menerbitkan majalah sekolah?
- SDM.
Merekrut teman-teman yang memiliki jiwa literasi membentuk susunan redaksi
majalah (menyatukan ide dan gagasan)
- Sumber
dana. Menyusun anggaran dan menentukan arah sumber dana
- Dukungna
sekolah. Membuat proposal meliputi latar belakang,tujuan, susunan redaksi,
anggaran dada (mengajukan proposal)
- Dukungna
masyarakat. Melakukan sosialsiasi pada wali muruid tentang rencana pembuatan
majalan dan pembiayaannya. Mencari sponsor dan rekanan yang mendukung (promosi)
- Menyusun redaksi majalah yang terdiri dari
penanggungjawab (Kepala Sekolah), Pimpinan Redaksi, Editor, layout, reporter,
fotografer, bendahara dan wali kelas.
- Membuat nama majalah yang unik, menarik
dan mudah diingat. Bisa juga memubat majalah berupa singkatan nama sekolah atau
kata-kata yang menginspirasi. Contoh: SMART, MUTUALISTA, CAHAYA DLL. KHARISMA
singkatan dari Khadijah Is My Inspiration.
- Menentukan artikel yang akan ditampilkan:
Visi misi, salam redaksi, berita sekolah, profil guru, profil siswa berprestasi,
karya siswa, kegiatan siswa, kuiz berhadiah, prestasi sekolah, info dan
pegumuman dll
- Atau bisa ditambahkan artikel lain sesuai dengna kebutuhan dan kreativitas sekolah. Misalnya:
1) Belajar
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
2) Do
You Know (berisi pengetahuan-pengetahuan umum yang bisa menambah wawasan siswa,
yang ditulis dalam 2 bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
3) Komik
atau cerita bergambar
4) Tutorial
menggmbar
5) Iklan
dari sponsor
-
Apa sebenarnya manfaat majalah
sekolah?
1. Sebagai
sarana komunikasi sekolah dengan wali murid, dan siswa
2. Media
komunikatif sekolah yang berisi berita-berita sekolah, informasi, pengetahuan
dan hiburan,
3. Wadah
kreativitas guru dan siswa dalam berkarya (menulis, menggambar dll)
4. Sarana
publikasi sekolah di masyakarat
5. Menjadi
kebanggaan sekolah dan menambah nilai plus sekolah terutama saat akreditasi.
-
Rangkuman dari sesi tanya jawab berikut
ini:
1. Apa
itu ISSBN dan apa kepanjangannya?
Mengacu Wikipedia, ISBN (International
Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang
bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit
tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi
identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit
Saat ini ISBN diganti QCRBN yaitu QRSBN (QR Code Standard
Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru
dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap
satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Majalah
itu ISSN, kalau buku baru ISBN.
2. Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN ? dan Apa
syarat-syaratnya?
Bahwa untuk
mengajukan ISSN?ISBN dapat meminta bantuan kepada penerbit yang bekerjasama
dengan kita., biayanya hanya sekitar 300 ribu rupiah saja.
Syaratnya tentu saja
ada, yaitu harus karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri.
Jika ingin mengurus
Hak Paten sendiri, maka harus disiapkan syarat-syarat sebagai berikut:
1) Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit
dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab
(akta notaris)
2) Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang
akan diterbitkan
3) Mengirimkan atau melampirkan fotokopi karya kita.
3. Bagaimana
cara menjembatani dari kondisi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS?
Untuk menjadi MAU, semua
berpulang pada diri kita masing2. Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita
torehkan dalam hidup ini? Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang
kita? Niat, dan komitmen. Itu kuncinya. Salah satu tipsnya dengan bergabung dengan
komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. Jadikan
keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. Jadikan menulis sebagai RENJANA
yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.
4. Langkah
langkah menerbitkan majalah sekolah?
1) Menyatukan
ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan
organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah
2) Mengajukan
Proposal. Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi,
anggaran dana dll.
3) Membuat
rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
4) Mencari
rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll
5) Melakukan
sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orangtua.
5. Apa
perbedaan majalah, tabloid, dan bulletin?
Majalah
- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4
- Kertas yang digunakan lebih halus dan
tebal (art paper/art carton)
- memuat artikel yang berisi topik popular
bagi masyarakat umum
Tabloid
- Ukuran umumnya A3
- Kertas yang dipakai lebih kasar dan
tipis (kertas koran)
- Cenderung mengangkat artikel tentang
gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga
Buletin
- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4
- Kertas yang digunakan lebih halus (art
paper)
- memuat artikel yang berisi topik
kejadian popular
6.
Kendala
apa dihadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya,
kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk
bisa mendukung kita mewujudkan majalah?
-
Kendalah umumnya pada SDM dan SUMBER DANA
Solusinya:
✅Niat yang kuat
✅pantang menyerah
✅komitmen
✅doa
Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbebagai magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca
Demikian semoga
bermanfaat dan menjadi acuan bilamana akan merencanakan membuat majalah
sekolah.
Salam Literasi,
Banjarnegara, 1 Februari 2023
mantap bu Masri
BalasHapusresume yang lengkap dan informatif
moga bisa jadi buku solo
Matutnuwn pak
HapusSemangat menulis, Bun!
BalasHapusMantab. Trmaksih resumenya yang informatif. Lanjutken.
BalasHapus